I.Pendahuluan
Pendidikan
merupakan suatu lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan juga merespon
prubahan yang ada di lingkungan . Tuntutan akan lulusan lembaga
pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam
lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya
deregulasi yang membuka peluang lembaga pendidikan ( termasuk perguruan tinggi
asing) membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar
kerja akan semakin berat.
Mengantisipasi perubahan-perubahan yang
begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain
bagi pemerintah dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di bidang
pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengupayakan segala cara untuk
meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang
antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan.
II. Bahasan
A.
Apa
yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
Menurut Audrey Nicholls dan S. Howard
Nichools :
The planning of learning
opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and assessment of the extent to wich these
changes have taken place
Learning opportunies mengandung arti sebagai
Perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membawa
siswa ke arah perubahan – perubahan
yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan- perubahan itu telah
terjadi pada diri siswa
B.
DASAR-DASAR
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Kurikulum
disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional
- Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan kemampuan
- Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan
4. Kurikulum
pendidikan dasar , menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional
pendidikan
- Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiserfikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, minat peserta didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan
- Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan pembangunan daerah dan nasional keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan
- Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat
- Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan
C.
Model
– Model Pengembangan Kurikulum
1. Model Top Down :
Pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau
para administrator atau dari para pemegang kebijakan ( pejabat ) pendidikan
seperti Dirjen atau para Kepala Dinas
Prosedur Kerja :
a. Pembentukan
tim pengarah
Merumuskan
konsep dasar, garis-garis kebijakan menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan
b. Pembentukan tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau
rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah
c. Tim perumus, menerima hasil penyusunan kurikulum yang telah disusun
oleh tim untuk dikaji dan diberi catatan atau revisi
2. Model Grass-roots
Biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku
selanjutnya mereka memiliki keinginan untuk memperbarui atau menyempurnakannya.
Tugas para administrator dalam pengembangan model ini tidak lagi berperan seban gai pengembang pengendali akan tetapi
hanya sebagai motivator dan fasilitator. Perubahan dan penyempurnaan kurikulum
bisa dimulai oleh guru secara individual atau bisa juga oleh kelompok guru.
Di Negara – nega yang menerapkan sstem pendidikan desentralisasi
pengembangan model grass roots ini angat mungkin untuk terjadi, sebab kebijakan
pendidikan tidak lagi diatur oleh pusat. Akan tetapi penyelenggaraan ditentukan
oleh daerah bahkan oleh sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas
lulusan sekolah, bisa jadi persaingan antar sekolah.
Pengembangan model ini hanya dapat dilakukan , apabila guru-guru di sekolah memiliki kemampuan serta sikap
professional yang tinggi yang memahami akan seluk beluk pendidikan,apabila
tidak maka akan sangat kecil kemungkinan perubahan itu bisa terjadi.
3. Model Demonstrasi
Pengembangan
model ini pada dasarnya datang dari bawah ( grass roots ) semula merupakan
suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan
dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan
atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu, karena sifatnya Ingin mengubah
atau mengganti kurikulum yang ada.
Bentuk
ini kurang bersifat formal, Beberapa guru yang merasa kurang puas dengan
kurikulum yang ada, mencoba menggunakan hal-hal lain yang berbeda dengan yang
berlaku. Dengan kegiatan ini mereka mengharapkan ditemukan kurikulum atau aspek tertentu dari kurikulum yang lebih baik, untuk
kemudian digunakan di daerah yang lebih luas.
Kebaikan :
Kurikulum
disusun dan dilaksanakan dalam situasi
tertentu yang nyata, maka akan dihasilkan
suatu kurikulum atau aspek tertentu dari kurikulum yang lebih praktis.
Perubahan
atau penyempurnaan kurikulum dalam aspek
tertentu yang khusus, sedikit sekali untuk dirolak oleh administrator,
dibandingkan dengan perubahan dan penyempurnaan yang menyeluruh.
Pengembangan
kurikulum dalam skala kecil dapat menembus hambatan yang sering dialami
Bersifat
grass roots artinya mmenempatkan guru sebagai pengambil inisiatif dan
narasumber yang dapat menjadi pendorong bagi para administrator untuk
mengembangkan program baru.
Kelemahannya :
Bagi
guru yang tidak turut berpartisipasi mereka akan memnerima dengan ragu-ragu.
Sampai terjadi apatisme.,
4. Pengembangan Kurikulum Model Tyler,
Model ini lebih bersifat bagaimana
merancang suatu kurikulum
ada 4 hal fundamental :
- Menentukan tujuan
Dalam penyusunan
suatu kurikulum merumuskan tujauan merupakan lagngkah utama yang harus
dikerjakan. Sifat pengembangan kurikulum ada tiga ; discipline oriented artinya
penguasaan konseptergambar dalam disiplin ilmu sebagai tujuan utama, Child
Oriented, kurikulum yang lebiih berpusat kepada pengembangan pribadi siswa yang
berhubungan dengan pengembangan minat dan bakat serta kebutuhan untuk membekali
hidupnya
,society
oriented lebih memposisikan kurikulum sekolah sebagai alat untuk
memperbaikikehidupan masyarakat.
- Menentukan pengalaman belajar
Pengalaman
belajar adalah segala aktivitas sswa dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Pengalaman belajar menunjuk kepada aktivitas belajar. Prinsip pengalaman
belajar : satu sesuai dengan yujuan, dua, setiap pengalaman belajar harus
memuaskan siswa,tiga setiap rancangan pengalaman belajar dengan melibatkan siswa, empat dalam satu
pengalaman belajar dapat mencapau tujuan yang berbeda.
- Mengorganisasi pengalaman belajaryaitu
Mengorganisasikan
pengalaman belajar bisa dalam benutk unit mata pelajaran atau dalam bentuk
program, kriterianya berkesinambungan, urutan isi dan integrasi
- Evaluasi
Evaluasi
memegang peranan penting, sebab dengan evaluasi dapat ditentukan apakah
kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Ada dua aspek
yang harus diperhatikan :
Pertama,
evaluasi harus menilai apakah telah terjaadi perubahan tingkah laku siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Dua, evaluasi
sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu
tertentu.
- Pengembangan Kurikulum Model Taba
Model ini lebih
menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum
5
langkah pengembangan kurikulum model taba :
- Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit ) melalui langkah-langkah :
a. Mendiagnosis kebutuhan
b. Memformulasikan tujuan
c. Memilih isi
d. Mengorganisasi isi
e. Memilih pengalaman belajar
f. mengorganisasi pengalaman belajar
g. Menentukan
alat evaluasi
h. Menuji
keseimbangan isi kurikulum
2. Menguji coba
unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan
kelayakan penggunaannya
3. Merevisi dan
mengkonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam
uji coba
4. Mengembangkan
keseluruhan kerangka kurikulum
5. Implementasi
dan diseminasi kurikulum yang telah teruji
-
Pengembangan Kurikulum model Oliva
Menurut Oliva
suatu model kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif dan sistematik.
Oliva menggambarkan model pengembangan kurikulum dalam 12 komponen yang satu
sama lainnya saling berkaitan
Dari
bagan diatas , apat dijelaskan , komponen pertama dalam pengemabngan kurikulum
adalah perumusan filosofis, sasaran misi serta visi lembaga pendidikan yang
kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan analisis kebutuhan
masyarakat.
Komponen kedua
adalah analisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada, kebutuhan siswa
dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan sekolah.
Komponen ketiga
dan keempat berisi tentang tujuan umum dan khusus kurikulum yang
didasarkan kepada kebutuhan pada
komponen satu dan dua. Sedangkan dalam komponen V adalah bagaimana
mengorganisasikan rancangan dn mengimplemantasikan kurikulum.
Komponen VI dan
VII mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan. Apabila tujuan
pembelajaran telah dirumuskan maka selanjutnya menetapkan strategi pembelajaran
yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan seperti yang terdapat pada komponen
VIII. Selanjtnya pengembangan kurikulum dieruskan pada komponen X yaitu
mengimplemetasikan strategi pembeljaran.
Menurut olive
model yang dikembangkan digunakan dalam beberapa dimensi.Perta untuk
penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus. Kedua model ini
digunakan untuk membuat kepusandalam merancang suatu model program kurikulum
7.
Pengembangan Kurikulum Model Beauchamp
Ada 5 langkah :
1. Menetapkan
wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum
2. Menetapkan
orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum
3. Menetapkan
prosedur yang akan ditempuh
4. Implementasi
kurikulum
5. Melaksanakan
evaluasi kurikulum
D. ORGANISASI KURIKULUM
Secara
umum terdapat beberapa jenis organisasi kurikulum :
- Mata pelajaran terpisah-pisah
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah yang
diajarkan sendiri tanpa ada hubungan
dengan mata pelajaran lainnya.
Masing-masing diberikan pada waktu
tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,kebutuhan dan kemampuan siswa, semua
materi diberikan sama
2.
Mata Pelajaran berkorelasi ( correlated )
Korelasi
diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok
yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tertentu
Bidang
Study ( broad field )
Organisasi
kurikulum berupa pengumpulan beberapa mata ajar dan sejenis serta memiliki
ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran. Salahsatu mata
pelajaran dapat dijadikan core subject,
sedangkan mata pelajaran lainnya
dikorelasikan dengan core tersebut
Program
yang Berpusat pada Anak ( Child Centered )
Program
Kurikulum yang menitik beratkan pada kegiatan peserta didik bukan pada mata
pelajaran
Eclectic
Program
Suatu Program
yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata
pelajaran dan peserta didik
III. KESIMPULAN
Banyak model
digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu modl pengembangan
kurikulum bukan saja didasarkan atas
kebaikan serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan system p dan system
pengelolaan pendidikan.
Model
pengembangan kurikulum, ada ;
1. Model Top Down :
2. Model Grass-roots
3. Model Demonstrasi
4. Pengembangan Kurikulum Model Tyler,
5. Pengembangan Kurikulum Model Taba
6.
Pengembangan Kurikulum model Oliva
7.
Pengembangan
kurikulum model Beauchamp’s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar