Jumat, 11 Mei 2012

MODEL DAN ORGANISASI PENGEMBANGAN KURIKULUM


I.Pendahuluan
Pendidikan  merupakan suatu lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan juga merespon prubahan yang ada di lingkungan . Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka peluang lembaga pendidikan ( termasuk perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar kerja akan semakin berat.
Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi pemerintah dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di bidang pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan.

                               
II.  Bahasan
A.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum ?
    Menurut Audrey Nicholls dan S. Howard Nichools :
    The planning of learning opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and    assessment of the extent to wich these changes have taken place
   Learning opportunies mengandung arti sebagai  Perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa  siswa ke arah perubahan – perubahan  yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan- perubahan itu telah terjadi pada diri siswa

B.      DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.       Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional
  1. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan pendekatan kemampuan
  2. Kurikulum  harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan
4.       Kurikulum pendidikan dasar , menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan
  1. Kurikulum  pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiserfikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, minat peserta didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan
  2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan pembangunan daerah dan nasional keanekaragaman  potensi daerah dan lingkungan
  3. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat
  4. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan
C.      Model – Model Pengembangan Kurikulum
1. Model Top Down :     
Pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan ( pejabat ) pendidikan seperti Dirjen atau para Kepala Dinas
Prosedur Kerja :
a.       Pembentukan tim pengarah
    Merumuskan konsep dasar, garis-garis kebijakan menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan   umum pendidikan
              b. Pembentukan tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau rumusan-rumusan yang telah disusun oleh tim pengarah
c. Tim perumus, menerima hasil penyusunan kurikulum yang telah disusun oleh tim untuk dikaji dan diberi catatan atau revisi

          2. Model Grass-roots
Biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku selanjutnya mereka memiliki keinginan untuk memperbarui atau menyempurnakannya. Tugas para administrator dalam pengembangan model ini tidak lagi berperan  seban gai pengembang pengendali akan tetapi hanya sebagai motivator dan fasilitator. Perubahan dan penyempurnaan kurikulum bisa dimulai oleh guru secara individual atau bisa juga oleh kelompok guru.
Di Negara – nega yang menerapkan sstem pendidikan desentralisasi pengembangan model grass roots ini angat mungkin untuk terjadi, sebab kebijakan pendidikan tidak lagi diatur oleh pusat. Akan tetapi penyelenggaraan ditentukan oleh daerah bahkan oleh sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas lulusan sekolah, bisa jadi persaingan antar sekolah.
Pengembangan model ini hanya dapat dilakukan , apabila guru-guru  di sekolah memiliki kemampuan serta sikap professional yang tinggi yang memahami akan seluk beluk pendidikan,apabila tidak maka akan sangat kecil kemungkinan perubahan itu bisa terjadi.

3. Model Demonstrasi
Pengembangan model ini pada dasarnya datang dari bawah ( grass roots ) semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu, karena sifatnya Ingin mengubah atau mengganti kurikulum yang ada.
ž  Bentuk ini kurang bersifat formal, Beberapa guru yang merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, mencoba menggunakan hal-hal lain yang berbeda dengan yang berlaku. Dengan kegiatan ini mereka mengharapkan ditemukan kurikulum  atau aspek tertentu  dari kurikulum yang lebih baik, untuk kemudian digunakan di daerah yang lebih luas.
Kebaikan :
ž  Kurikulum disusun dan dilaksanakan  dalam situasi tertentu yang nyata, maka  akan dihasilkan suatu kurikulum atau aspek tertentu dari kurikulum yang lebih praktis.
ž  Perubahan atau penyempurnaan kurikulum  dalam aspek tertentu yang khusus, sedikit sekali untuk dirolak oleh administrator, dibandingkan dengan perubahan dan penyempurnaan yang menyeluruh.
ž  Pengembangan kurikulum dalam skala kecil dapat menembus hambatan yang sering dialami
ž  Bersifat grass roots artinya mmenempatkan guru sebagai pengambil inisiatif dan narasumber yang dapat menjadi pendorong bagi para administrator untuk mengembangkan program baru.
 
Kelemahannya :
ž  Bagi guru yang tidak turut berpartisipasi mereka akan memnerima dengan ragu-ragu. Sampai terjadi apatisme.,

4. Pengembangan Kurikulum Model Tyler,
Model ini lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum
ada 4 hal fundamental  :
  1. Menentukan tujuan
Dalam penyusunan suatu kurikulum merumuskan tujauan merupakan lagngkah utama yang harus dikerjakan. Sifat pengembangan kurikulum ada tiga ; discipline oriented artinya penguasaan konseptergambar dalam disiplin ilmu sebagai tujuan utama, Child Oriented, kurikulum yang lebiih berpusat kepada pengembangan pribadi siswa yang berhubungan dengan pengembangan minat dan bakat serta kebutuhan untuk membekali hidupnya
,society oriented lebih memposisikan kurikulum sekolah sebagai alat untuk memperbaikikehidupan masyarakat.
  1. Menentukan pengalaman belajar
Pengalaman belajar adalah segala aktivitas sswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar menunjuk kepada aktivitas belajar. Prinsip pengalaman belajar : satu sesuai dengan yujuan, dua, setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa,tiga setiap rancangan pengalaman belajar  dengan melibatkan siswa, empat dalam satu pengalaman belajar dapat mencapau tujuan yang berbeda.
  1. Mengorganisasi pengalaman belajaryaitu
Mengorganisasikan pengalaman belajar bisa dalam benutk unit mata pelajaran atau dalam bentuk program, kriterianya berkesinambungan, urutan isi dan integrasi
  1. Evaluasi
Evaluasi memegang peranan penting, sebab dengan evaluasi dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Ada dua aspek yang harus diperhatikan :
Pertama, evaluasi harus menilai apakah telah terjaadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Dua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.             
    
  1. Pengembangan Kurikulum Model Taba
Model ini lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan kurikulum
ž  5 langkah pengembangan kurikulum model taba :
  1. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit ) melalui langkah-langkah :
                a. Mendiagnosis kebutuhan
     b. Memformulasikan tujuan
     c. Memilih isi
     d. Mengorganisasi isi
     e. Memilih pengalaman belajar
     f. mengorganisasi pengalaman belajar
g. Menentukan alat evaluasi
h. Menuji keseimbangan isi kurikulum
2. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya
3. Merevisi dan mengkonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
5. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji
  1.   Pengembangan Kurikulum model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif dan sistematik. Oliva menggambarkan model pengembangan kurikulum dalam 12 komponen yang satu sama lainnya saling berkaitan







Dari bagan diatas , apat dijelaskan , komponen pertama dalam pengemabngan kurikulum adalah perumusan filosofis, sasaran misi serta visi lembaga pendidikan yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan analisis kebutuhan masyarakat.
Komponen kedua adalah analisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan sekolah.
Komponen ketiga dan keempat berisi tentang tujuan umum dan khusus kurikulum yang didasarkan  kepada kebutuhan pada komponen satu dan dua. Sedangkan dalam komponen V adalah bagaimana mengorganisasikan rancangan dn mengimplemantasikan kurikulum.
Komponen VI dan VII mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan. Apabila tujuan pembelajaran telah dirumuskan maka selanjutnya menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mencapai tujuan seperti yang terdapat pada komponen VIII. Selanjtnya pengembangan kurikulum dieruskan pada komponen X yaitu mengimplemetasikan strategi pembeljaran.
Menurut olive model yang dikembangkan digunakan dalam beberapa dimensi.Perta untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus. Kedua model ini digunakan untuk membuat kepusandalam merancang suatu model program kurikulum

7.        Pengembangan Kurikulum Model Beauchamp
Ada 5 langkah :
1.    Menetapkan wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum
2.    Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum
3.    Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
4. Implementasi kurikulum
5. Melaksanakan evaluasi kurikulum
D. ORGANISASI KURIKULUM
ž  Secara umum terdapat beberapa jenis organisasi kurikulum :
  1. Mata pelajaran terpisah-pisah
     Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah  yang diajarkan sendiri tanpa ada hubungan  dengan mata pelajaran lainnya.
     Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,kebutuhan dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama
ž  2. Mata Pelajaran berkorelasi ( correlated )
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tertentu
ž  Bidang Study  ( broad field )
Organisasi kurikulum berupa pengumpulan beberapa mata ajar dan sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan dalam satu  bidang pengajaran. Salahsatu mata pelajaran  dapat dijadikan core subject, sedangkan mata  pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut
ž  Program yang Berpusat pada Anak ( Child Centered )
Program Kurikulum yang menitik beratkan pada kegiatan peserta didik bukan pada mata pelajaran
ž  Eclectic Program
Suatu Program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik

III. KESIMPULAN
Banyak model digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu modl pengembangan kurikulum  bukan saja didasarkan atas kebaikan serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan  dengan system p dan system pengelolaan pendidikan.
Model pengembangan kurikulum, ada  ;
1. Model Top Down :    
2. Model Grass-roots
3. Model Demonstrasi
4. Pengembangan Kurikulum Model Tyler,
5.       Pengembangan Kurikulum Model Taba
6.         Pengembangan Kurikulum model Oliva
7.       Pengembangan kurikulum model Beauchamp’s




Tidak ada komentar:

Posting Komentar