A. Pendahuluan
Kurikulum merupakan alat untuk
merealisasikan
program pendidikan nasional. Oleh sebab itu, kurikulum selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan pendidikan itu
sendiri. Sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan sebagai
pedoman penyelenggaraaan pendidikan, keberadaan kurikulum sangatlah vital.
Untuk itu, sebuah kurikulum harus sejalan dengan perkembangan pengguna dan
lingkungan pengguna kurikulum tersebut. Kurikulum harus memiliki kesesuaian
yang bersifat eksternal (tuntutan masyarakat) dan internal (antarkomponen
kurikulum).
Dalam pelaksanaan sebuah program
apapun, setelah melalui proses pelaksanaan pasti ada yang namanya evaluasi atau
penilaian terhadap program tersebut. Begitu juga dalam kurikulum ada evaluasi
yang bertugas mengawal kurikulum dalam melakukan pembenahan-pembenahan untuk
mencapai kurikulum sesuai tujuan dan harapan kurikulum itu sendiri.
Evaluasi kurikulum sangat bermanfaat
sekali dalam pelaksanaan kurikulum itu sendiri. Melihat dalam segala sesuatu
pasti ada kekuatan dan kelemahannya. Untuk lebih meningkatkan peran kurikulum
dalam proses pendidikan yang diharapkan maka evaluasi mutlak harus dilakukan.
B. Definisi Evaluasi Kurikulum
Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright ( dalam sukmadinata, 2009:173) bahwa “curriculum
evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students
toward objectives or values of the curriculum” sedangkan dalam
pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator
kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga
relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program.
Menurut Hamalik (2009:253) evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan
dan analisis data secara sistematis, yang bertujuan untuk membantu pendidik
untuk memahami dan menilai suatu kurikulum. Menurut Norman E. Gronlund (dalam
Purwanto, 2006: 3) evaluasi adalah “a systematic process of determining the
extend to which instructional objectives are achieved by pupils” (Evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa).
Dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa “Penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik”.
Berdasarkan
beberapa rumusan di atas dapat diketahui bahwa:
1. evaluasi merupakan proses untuk
memperoleh seberapa jauh pengalaman belajar berkembang dan terorganisasi yang
benar-benar menghasilkan hasil yang diinginkan,
2. evaluasi merupakan proses yang
sistematis artinya dalam pengajaran kegiatan ini tentu direncanakan, berkesinambungan
dari awal hingga akhir pelaksanaan program.
3. dalam evaluasi diperlukan berbagai
informasi atau data yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan dijadikan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
4. hasil evaluasi digunakan untuk
menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan demikian evaluasi dapat berfungsi:
1. Mengetahui kemajuan, perkembangan,
dan keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan
belajar-mengajar. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat digunakan untuk
memperbaiki cara belajar siswa.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan
program pengajaran.
3. Sumber informasi atau data bagi
pelayanan BK kepada siswa.
4. Untuk pengembangan dan perbaikan
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Hilda Taba (1962: 310) menjelaskan
hal-hal yang dievaluasi dalam kurikulum, yaitu meliputi ; “ objective,
it’s scope, the quality of personnel in charger of it, the capacity of
students, the relative importance of various subject, the degree to which
objectives are implemented, the equipment and materials and so on. Evaluasi kurikulum adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk menentukan nilai atau efektivitas suatu
kegiatan dalam membuat keputusan tentang program kurikulum.
Evaluasi sistem kurikulum berkaitan dengan manajemen kurikulum yang dimulai
dari tahap input evaluation, process evaluation,
output evaluation dan outcomes evaluation. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui
hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan membandingkan
keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi keberhasilannya, memonitor dan
mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah yang timbul, menentukan
kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan pengembangan lebih lanjut.
Jadi, evaluasi merupakan kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam suatu sistem
kurikulum, karena berkaitan langsung dengan setiap komponen dalam sistem
instruksional, dalam seluruh tahapan disain, dan pengembangan kurikulum. Asumsi
dasar yang digunakan dalam evaluasi kurikulum dapat berupa spesifik yang
ditujukan kepada pengukuran potensi dan kinerja manusia dalam hal ini tenaga
kependidikan.
Dari pendapat di atas, maka ada dua pokok yang menjadi karakteristik evaluasi,
yaitu:
1. evaluasi merupakan suatu proses atau
tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai sesuatu.
Dengan demikian, evaluasi bukanlah hasil atau produk;
2. evaluasi berhubungan dengan
pemberian nilai atau arti. Artinya, berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi,
apakah sesuatu itu mempunyai niai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat
menunjukkan kualitas yang dinilai.
Konsep
nilai dan arti dalam suatu evaluasi kurikulum memiliki makna yang berbeda.
Pertimbangan nilai adalah pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu sendiri.
Dalam artian, apakah program dalam kurikulum itu dapat dimengerti oleh guru
atau tidak. Sedangkan konsep Arti berhubungan dengan kebermaknaan suatu
kurikulum. Misalnya, apakah kurikulum yang dinilai memberikan arti untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, apakah kurikulum itu dapat mengubah cara
belajar siswa kepada yang lebih baik.
Dari hasil
evaluasi kurikulum dan hubungannya dengan konsep nilai dan arti ini
bisa terjadi evaluator menyimpulkan bahwa kurikulum yang dievaluasi itu cukup
sederhana dan dimengerti guru akan tetapi tidak memiliki arti untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sebaliknya, kurikulum yang dievaluasi
itu memang seikit rumit untuk diterapkan oleh guru akan tetapi memiliki nilai
yang berarti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Peranan Evaluasi Kurikulum
Sukmadinata (2009:173) mengatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang luas,
kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan
sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
dapat dikatakan evaluasi itu sendiri merupakan bagian yang terintegrasi dalam
suatu proses pengembangan kurikulum.
Peranan evaluasi kurikulum sangat berkaitan dengan evaluasi terhadap keberadaan
kurikulum sebagai dokumen yang memuat berbagai komponen, dan merupakan bagian
dari sistem pendidikan, juga berhubungan dengan implementasi kurikulum secara
ril di lapangan.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat dilihat pada konteks mikro dan
makro. Dalam konteks mikro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada upaya
perbaikan pembelajaran pada tingkat kelas, yaitu pada tingkat pembelajaran yang
dilakukan guru terutama dalam implementasi kurikulum di sekolah
(kelas).
Bagaimana aspek tujuan yang aktual dalam bentuk TIU dan TIK , organisasi materi
dan cara penyampaian materi, metode yang dikembangkan serta media yang dipakai
dalam membantu kelancaran belajar siswa, sistem penilaian pembelajaran itu
sendiri? Pada konteks ini evaluasi kurikulum memang harus dilaksanakan
yang akhirnya dapat dijadikan bahan atau masukan dalam menentukan
kenaikan kelas pada siswa ataupun dapat berupa kualitas pembelajaran dan kualitas
output atau keluaran hasil pembelajaran berupa keterampilan dan
kecapakan siswa.
Dari
sudut pandang makro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada program
kurikulum secara keseluruhan dalam suatu institusi atau kelembagaan yang
prosesnya akan terukur dari setiap penyelenggaraaan program kurikulum untuk
setiap mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran.
Dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi kurikulum sangat berperan dalam:
a.
Perbaikan;
Evaluasi yang dilakukan bertujuan
untuk memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri, sera
upaya kearah inovasi kurikulum masa yang akan datang.
b.
Penempatan;
Evaluasi kurikulum ditujukan
untuk melihat hasil pembelajaran , dimana peserta didik yang mengikuti program
kurikulum dalam bentuk pembelajaran akan dipetakan dalam kelompok tinggi,
sedang dan rendah. Hal ini sangat penting guna menilai dan mengembangkan
kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan klebutuhan peserta didik.
c.
Penyebaran;
Evaluasi kurikulum dilaksanakan
dalam rangka memberikan perlakukan secara merata pada setiap satuan pendidikan
dna jenjang pendidikan untuk semua daerah baik perkotaan, pedesaan bahkan
daerah terpencil sekalipun. Tujuannya agar pelaksanaan kurikulum betul-betul
teruji oleh semua kondisi dan karakteristik sistem pembelajaran sebagai wujud
implementasinya di lapangan.
d. Penelitian dan Pengembangan;
Evaluasi kurikulum dilaksanakan guna
melihat dampak atau perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, apakah
kurikulum tersebut dapat diterima atau masih perlu direvisi bahkan
dikembangkan. Hal ini sangat penting guna mengontrol implementasi kurikulum
diseluruh tanah air.
Dari keempat fungsi evaluasi kurikulum ini, maka dapat
terlihat jika salah satunya dilaksanakan, maka akan menuntut langkah atau
fungsi yang lainnya untuk dilakukan juga. Hal ini memungkinkan terjadi
karena jika dikembalikan pda pemahaman kurikulum sebagai suatu sistem, dengan
demikian pelaksanaan evaluasi kurikulum juga harus berbasis sistemik.
Kurikulum
dapat dipandang dari dua sisi, pertama, kurikulum sebagai suatu program
pendidikan atau kurikulum sebagai suatu dokumen; kedua, kurikulum
sebagai suatu proses atau kegiatan. Dalam proses pendidikan kedua sisi ini sama
pentingnya, seperti dua sisi dari satu mata uang logam. Evaluasi
kurikulum haruslah mencakup kedua sisi tersebut, baik evaluasi terhadap
kurikulum yang ditempatkan sebagai suatu dokumen yang dijadikan pedoman juga
kurikulum sebagai suatu proses, yakni implementasi dokumen secara sistematis.
Jika
melihat KBK, maka sudah memiliki beberapa komponen pokok yaitu kompetensi,
pengalaman, strategi pembelajaran dan media, rencana evaluasi keberhasilan.
Berikut adalah keatan evaluasi terhadap kurikulum:
1) Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan
dicapai oleh setiap anak yang sesuai dengan visi dan misi lembaga.
Dalam
evaluasi kurikulum seperti ini maka pokok yang akan dinilai adalah aspek tujuan
atau kompetensi yang diharapkan dalam dokumen kurikulum, yaitu mencakup :
- Apakah
kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak didik sesuai dengan misi
dan visi sekolah.
- Apakah
tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh setiap guru. Sebagai suatu
dokumen, kuriulum tidak akan memiliki makna apa-apa tanpa
diimplementasikan oleh guru. Maka guru perlu memahami mengenai kompetensi
yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.
- Apakah
tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam kurikulum sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
2) Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang
direncanakan.
Kriteria
yang dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu menguji pengalaman belajar
diantaranya :
- Apakah
pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum sesuai atau dapat mendukung
pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan?
- Apakah
pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai dengan minat siswa.
- Apakah
pengalaman belajar yang direncanakan sesuai dengan karakteristik
lingkungan di mana anak tinggal.
- Apakah
pengalaman belajar yang ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan jumlah
waktu yang tersedia.
3)
Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
Sebagai
suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga seharusnya memuat petunjuk sehingga
bagamana cara pelaksanaan atau cara mengimplementasikan kurikulum di dalam
kelas. Sejumlah kriteria yang dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi
belajar mengajar, diantaranya:
- apakah
strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan dapat ,mendukung untuk
keberhasilan pencapaian kompetensi pendidikan.
- Apakah
strategi pembelajaran yang diusulkan dapat mendorong aktivitas dan minat
siswa untuk belajar?
- Bagaimanakah
keterbacaan guru terhadap pedoman pelaksanaan strategi pembelajaran yang
disusulkan?
- Apakah
strategi pembeljaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa?
- Apakah
strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi waktu.
4)
Evaluasi terhadap program penilaian
Kompoenen
berikutnya adalah komponen yang harus dijadikan sasaran penilai terhadap
kurikulum sebagai suatu program adalah evaluasi terhadap program penilaian.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan yaitu :
- Apakah
program evaluasi relevan dengan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai;
- Apakah
evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik sebagai formatif
maupun sumatif;
- Apakah
program evaluasi kurikulum yang direncanakan dapat mudah dibaca dan
dipahami oleh guru;
- Apakah
program evaluasi bersifat realistios, dalam arti mungkin dapat
dilaksanakan oleh guru.
5) Evaluasi terhadap implementasi kurikulum
Sisi
kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau implementasi kurikulum sebagai
program. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman sebagai berikut :
- Apakah
implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan program
yang direncanakan?
- Apakah
setiap program yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru?
- Sejauhmana
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai?
- Apakah
secara keseluruhan implementasi kurikulum dianggap efektif dan efesien?
Dalam
Renstra Depdiknas 2005-2009 dijelaskan bahwa Program dan/atau kegiatan
pendidikan yang baik memiliki lima kriteria yang bisa disingkat dengan SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timebound). Kriteria tersebut
dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator kinerja pendidikan
yang terukur dan yang dapat dicapai sebagai target/sasaran masing-masing
program. Secara umum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang biasa
digunakan sebagai acuan dalam pemantauan dan evaluasi atau pengukuran kinerja
organisasi, yaitu:
1. Indikator
masukan, yang mencakup antara lain kurikulum, siswa, dana, sarana
dan prasarana belajar, data dan informasi, pendidik dan tenaga kependidikan,
gedung sekolah, kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan
anak (fisik dan mental) dalam belajar, kebijakan dan peraturan serta
perundang-undangan yang berlaku.
2. Indikator
proses, yang meliputi antara lain lama waktu belajar,
kesempatan mengikuti pembelajaran, lama mengikuti pendidikan, jumlah yang putus
sekolah, efektivitas pembelajaran, mutu proses pembelajaran, dan metode
pembelajaran yang digunakan.
3. Indikator
keluaran, yang terdiri antara lain jumlah siswa yang lulus
atau naik kelas, nilai-rata-rata ujian, mutu lulusan yang naik kelas, dan
jumlah siswa yang menyelesaikan pembelajaran/naik kelas berdasarkan jenis
kelamin.
4. Indikator
dampak, yang antara lain berupa kemampuan/jumlah siswa yang
melanjutkan sekolah, jumlah siswa yang bisa bekerja di perusahaan atau usaha
mandiri, jumlah angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, dan pengaruh
para lulusan terhadap mutu angkatan kerja/lingkungan sosial, peran serta siswa
dalam pembangunan lingkungan dan pengaruh atau peran lulusan pendidikan dan
pelatihan terhadap kehidupan masyarakat secara luas.
Kegiatan evaluasi tidak lepas dari arti kurikulum sebagai satu kesatuan,
yang didalamnya terdapat beberapa komponen , dimana antara komponen yang satu
dengan yang lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka
mencapai tujuan. Aspek Kurikulum yang Dievaluasi berdasarkan keterhubungan
komponen-komponen dalam kurikulum yaitu :
1.
Tujuan
Suatu perencanaan program
pendidikan, mungkin keseluruhan program, kurikulum, pengajaran, atau evaluasi
harus didasarkan pada tujuan perencanaan ini. Penilaian tujuan kurikulum
terutama untuk mengetahui apakah tujuan kurikulum dapat memberikan kontribusi
terhadap pencapaian yang lebih tinggi dalam pendidikan? Melalui evaluasi ini
dapat diketahui kadar tujuan kurikulum sebagai tujuan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
2. Isi Kurikulum
Penilaian
tentang isi kurikulum mencakup semua program yang diprogramkan untuk mencapai
tujuan. Komponen isi mencakup semua jenis mata pelajaran yang harus diajarkan,
dan pokok-pokok bahasan atau bahan pengajaran yang meliputi seluruh mata
pelajaran tersebut. Isi/bahan kurikulum tersebut dinilai dari segi
kerelevansiannya dengan tujuan yang berarti dapat menjamin tercapainya tujuan
itu, kebenarannya sebagai ilmu pengetahuan, fakta/pandangan tertentu, keluasan
dan kedalamannya.
3. Strategi Pengajaran
Penilaian
strategi pengajaran meliputi berbagai upaya yang ditempuh demi tercapainya
tujuan berdasarkan bahan pengajaran yang telah ditetapkan. Komponen strategi
pengajaran mencakup berbagai macam pendekatan yang dipilih, metode-metode dan
berbagai teknik pengajaran, sistem penilai, pencapaian hasil belajar siswa baik
yang berupa penilaian proses maupun hasil yang diperoleh.
4. Media Pengajaran
Komponen
media pengajaran merupakan komponen kurikulum yang berupa sarana untuk
memberikan kemudahan dan kejelasan siswa dalam proses belajar yang
dilakukannya. Ada berbagai macam media yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pengajaran baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Media
pengajaran tersebut dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan, bahan
pengajaran, kebutuhan pengalaman siswa, kesesuaian dengan kemampuan dan
ketrampilan pengajar, efektivitas sebagai sarana penunjang dan sebagainya.
5. Hasil yang
Dicapai
Hal-hal yang
dicapai dalam suatu kurikulum paling tidak mencakup tiga masalah, yaitu
keluaran, efek dan dampak. Keluaran berupa prestasi belajar yang dicapai siswa
sesuai dengan tujuan. Efek berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
perlakuan belajar. Sedangkan dampak merupakan pengaruh suatu kurikulum pada
perkembangan lembaga pendidikan itu sendiri, pengetahuan dan masyarakat.
Hasil-hasil
yang dicapai tersebut merupakan masukan yang sangat berguna untuk menilai
hasil-guna dan daya-guna suatu kurikulum yang dijalankan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menemukan perbedaan antara perencanaan/tujuan dengan hasil
yang diperoleh secara faktual.
III. KESIMPULAN
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar
pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan
kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu, Kurikulum Terpisah ( Sparated
Subject Curriculum), kurikulum berhubungan, dan kurikulum terpadu.
Perencanaan adalah suatu proses memeprsiapkan
serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang
diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.
Evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang
manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan.
Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang
kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Slot Machines in Arizona - MapYRO
BalasHapusSlot Machines Near Me · Lotto 1xbet app America Casino at the Maricopa Zoo 용인 출장안마 · LuckyLand Casino at the Harrah's Resort 태백 출장마사지 · 포항 출장마사지 Tulalip Resort Casino · Golden Nugget 상주 출장마사지 Casino at the